Deja Vu Pura Batu Pageh

Deja Vu Pura Batu Pageh

Deja vu pura batu pageh, malam jumat 26 Oktober 2017

Deja vu pura batu pageh kali ini terjadi saat didalam diri saya ada dorongan kuat untuk berdoa di pura dalem, tetapi teman-teman mengarahkan saya ke pantai pura batu pageh. Saya dan teman-teman tidak tahu lokasi pura itu, hanya mengandalkan aplikasi google maps dan waze saja, kami sampai dengan selamat pura tersebut.

Deja vu adalah pengalaman berada dalam situasi tertentu, dimana situasi itu sudah anda alami didalam mimpi. Pengalaman ini disertai oleh perasaan yang kuat seperti sudah mengenal, mengerikan, asing, atau aneh. Pengalaman “yang sebelumnya” ini biasanya berhubungan dengan mimpi, tetapi terkadang ada suatu perasaan pasti bahwa itu sudah terjadi di masa lampau.

Deja vu pertama saya alami ketika ada di persimpangan pura dalem ungasan, ada beberapa pedagang kaki lima, dan ada dua ekor anjing berbulu putih lebat berlarian di pekarangan pura ini, perasaan mencekam saat berada di pekarangan pura ini, pikiran langsung teringat mimpi beberapa bulan lalu dimana tempatnya sama persis seperti dalam mimpi, sakral, sunyi, tenang, mencekam.

deja vu pura batu pageh

 

Kemudian saya melanjutkan perjalanan dan bertemu pertigaan yang sunyi dan mencekam lagi, saya merasa pertigaan ini sangat familiar dan saya pernah kesini sebelumnya (padahal saya baru kali ini kesini). Saya ingat didalam mimpi itu pertigaan ini punya lorong gelap dan jauh. Ok, saya masuk ke jalan lurus dari pertigaan ini menuju pura yang dimaksud.

deja vu pura batu pageh 2

 

Sampai di pura langsung  kita turun ke bawah, ternyata ada 328 anak tangga yang harus dilalui. Turunnya sih tidak begitu melelahkan, tapi naiknya nanti itu yang penuh perjuangan, sangat melelahkan. Kami sangat senang, antusias sekali menuruni anak tangga ini menuju pantai yang tersembunyi, pantai Green Bowl.

deja vu pura batu pageh 3

deja vu pura batu pageh 4

 

Lega, senang, sampai di bawah, ternyata pantainya bagus sekali, airnya bitu kehijauan. Kami beristirahat sejenak, melihat-lihat sekeliling, ternyata ada goa cukup besar dengan tiga altar utama. Goa di pantai ini alami, indah sekali, kami memutuskan menunggu sampai maghrib / sandikala, untuk berdoa di goa ini.

deja vu pura batu pageh 5

deja vu pura batu pageh 6

 

Jam 18.00 wita kami memakai pakaian sembayang, dan mulai berdoa didalam goa, disana ada tiga batu suci, yang ditengah berstana Ratu Gede Mas Mecaling, yang dikiri berstana Bunda Kanjeng Ratu Kidul (penguasa pantai selatan), yang dikanan berstana Betara Betari Sri Rambut Sedana (maaf kami tidak diperbolehkan mengambil foto untuk altardi goa sakral ini). Energi dari Kanjeng Ratu ini sangatlah mirip seperti energi Dewi Durga, hampir tidak bisa dibedakan. Energi di goa ini sangatlah feminin, menusuk, dan sakral, energinya lebih mengarah pada :

  • Holistic healing, penyembuhan penyakit medis dan non medis
  • Permandian gaib / penglukatan / pengruwatan
  • Kerejekian, kesuksesan dalam karir dan bisnis

deja vu pura batu pageh 7

Bunda Kanjeng Ratu Kidul

 

deja vu pura batu pageh 8

Ratu Gede Mas Mecaling

 

Kami memberikan offering bunga, sirih, tembakau, pinang, kapur sirih di laut, dan di tiga altar utama, lalu bermeditasi dan berdoa memohon segala kebaikan tercurah dari Beliau para suci. Suasana saat kami bermeditasi sangat unik, suara kelelawar beterbangan di langit-langit goa, terasa nyata sekali, memberi kesan khusuk, ketenangan dalam gelapnya senja. Dalam meditasi kami mengalami banyak sekali sensasi dan pengalaman gaib yang tidak dapat diceritakan disini, beberapa kali juga kami tergerak untuk mengirimkan doa al-fatihah dan gayatri mantram untuk para penunggu goa dan pantai ini.

Setelah selesai kami bergegas menuju kearah tangga menuju keatas, kira-kira jam 19.00 wita situasi disana sangat gelap, tidak ada lampu penerangan, hanya mengandalkan lampu senter di HP kami mulai menaiki 328 anak tanggamenuju keatas, sangat melelahkan, kami beberapa kali beristirahat di anak tangga tersebut. Di kiri kanan hanya pohon dan tebing curam yang hitam mengiringi rasa haus kami. Setelah sampai diatas untung masih ada satu warung yang buka, kami memesan aqua dan kopi, berbincang sampai jam 20.00 wita.

Saat itulah saya merasa deja vu situasi ini, yang pernah saya rasakan dalam mimpi beberapa bulan lalu, saya duduk dimeja cafetaria bersama orang tak dikenal, berbincang, dan beristirahat sejenak. Suasana semakin gelap, kami bergegas keluar dari area pura, menuju jalan yang sangat gelap, tidal ada lampu jalan satu pun, terasa seperti melewati terowongan pohon-pohon hitam yang mencekam.

Begitulah pengalaman kami, semoga kita bisa bertemu, dan bersama-sama mengunjungi goa di pantai batu pageh / green bowl ini. Tathastu. Svaha.

Share this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.