Adakah Surga & Neraka Itu? Adakah Bukti Ilmiahnya?
Adakah surga yang dijanjikan itu?
Tidak ada, tidak terbukti, surga hanya khayalan yang dipergunakan para ahli agama untuk mengontrol pikiran dan kegiatan anda. Anda tidak butuh surga untuk hidup di bumi yang penuh perjuangan ini. Anda tidak perlu takut masuk neraka selama masih punya nafas hidup di bumi ini. Itu pendapat saya saat ini, tidak tahu apakah berubah di kemudian hari. Surga tidak kekal, yang kekal adalah perubahan.
Surga juga ada bagi yang percaya
Agama samawi, bahkan agama tradisional ada yang percaya bahwa surga dan neraka adalah suatu dimensi alam lain, atau planet yang menjadi tempat tinggal jiwa manusia setelah kematian fisik. Neraka dan surga versi mereka memiliki berbagai level dan nama, sehingga didalam rasa takut anda mempelajarinya, terbangun juga rasa asyik untuk menyelidikinya.
Ada iming-iming jika nanti masuk surga kita akan mendapat making love dengan bidadari, putri duying, atau putri naga. Ada juga iming iming kalau masuk surga nanti kita makan minum sampai kenyang, mabuk, puas. Gambaran surga seperti ini membawa kita kembali ke pikiran materialis, kita masuk surga hanya ingin enak-enak dan cari aman.
Neraka sebagai jurus jitu
Fuck you! go to hell! Begitulah kalimat kutukan kita tatkala kita jengkel dan menyumpahi seseorang, agar jiwanya membusuk di neraka. Sumpah! biar saya masuk neraka kalau saya berani korupsi uang dinas! Begitu juga kalimat dari banyak koruptor di negri ini. Neraka sebagai jurus ampuh untuk berkelit dengan sumpah yang kosong. Dan sedihnya juga rakyat indonesia masih saja percaya dengan sumpah demi neraka para koruptor negri ini.
Ayo doa, ayo sembayang, ntar dihukum tuhan masuk neraka lho. Itu kalimat kutukan bodoh yang sering kita lontarkan pada anak-anak kita. Kita ingin mendidik anak agar punya keimanan yang baik, tapi dengan jalan menakut-nakutinya. Bagus sekali.
Banyak semesta, banyak perbedaan
Mungkin satu semesta ada planet bumi, surga, dan neraka. Tapi di semesta lain tidak ada surga dan neraka, dan saya senang dengan konsep ini. Dengan berpikir tidak ada surga dan neraka, tidak ada reward dan punishment, hidup kita akan lebih menghargai present moment. Hidup kita akan sangat menghargai apa yang kita punya saat ini, karena kita berpikir hidup ini sekali, dan kita punya tugas untuk menikmati hidup di tubuh fisik ini.
Karma = Energi
Karma baik, energi baik, tapi kita keburu mati, karma baik tetap harus dinikmati didalam bentuk fisik atau nonfisik. Apapun bentuknya terserah, mau dinikmati di dimensi halus atau kasar, atau dalam reinkarnasi berikutnya, ok ok saja. Karma buruk, energi buruk juga harus dinikmati walau tubuh fisik mati, bisa dalam kebingungan memori yang tidak bisa bertemu jalan terang, berputar-putar pada satu tempat, itulah neraka, penyiksaan memori yang belum dibebaskan.
Karma 0 = Moksha
Ya, 0 adalah kosong, selesai, tidak ada buah kebaikan yang harus dinikmati, tidak ada hutang keburukan yang harus dijalani. Hidup 0 (nol) adalah hidup tanpa harapan apapun, tanpa harapan ingin making love dengan bidadari, tanpa keinginan untuk makan minum anggur di surga.
Surga, neraka, tidak abadi
Semua energi kenikmatan, hukuman tentu ada batasnya, seperti alam semesta tercipta ada banyak siklus. Jiwa yang telah menikmati kenikmatan dan hukuman neraka sangat mungkin untuk menitis lagi ke dunia dan menjalankan sisa-sisa karmanya di kehidupan sebelumnnya.
As above so below, apa yang terjadi diatas, begitu juga yang terjadi di bumi. Kenikmatan bercinta pun akan terhenti dengan orgasme, hukuman bencana gunung berapi meletus akan menghasilkan tanah yang subur untuk pertanian.
Masih menyembah tuhan?
Jika surga dan neraka tidak pernah ada, masihkah anda menyembah Tuhan? Tuhan tidak butuh anda, tapi anda yang butuh Tuhan. Tuhan adalah magnet daya tarik yang luar biasa, yang membuat anda kecanduan ingin duduk dekat denganNya. Hanya duduk dekat denganNya, anda sudah sempurna. Apakah anda masih mengejar surga jika anda sudah duduk diam didekat sang empunya surga?